Program Among Siswa telah diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal dan dihadiri oleh berbagai satuan pendidikan di Pendopo Tumenggung Bahurekso.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Jumeri, Bupati Kendal Dico M Ganinduto, Penjabat Sekretaris Daerah Sugiono, dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal Wahyu Yusuf Akhmadi.
Dalam pidatonya, Jumeri, direktur jenderal PAUD, memuji sistem pendidikan Among yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara di perguruan Taman Siswa. Sistem ini terdiri dari tiga prinsip pendidikan: Ing Ngarsa Sung Tuladha, In Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
Menjadi seorang guru tidak hanya tentang mengajarkan kecerdasan akademik, tetapi juga tentang memberikan motivasi dan membangun karakter. Tujuan akhirnya adalah untuk mencetak individu yang berintegritas.
Meskipun informasi dapat diakses dari berbagai sumber, peran pendidik tetap sangat penting. Demikian menurut Jumeri.
Di era digital, sudah bukan merupakan hal yang produktif jika guru selalu dianggap benar. Tugas guru saat ini tidak hanya memberikan motivasi, tetapi juga berperan sebagai filter bagi literasi media yang dikonsumsi oleh para peserta didik agar mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang kontra produktif.
Pendidik memiliki tugas besar untuk menciptakan generasi yang inovatif dan mampu mengatasi tantangan dengan menggunakan sumber-sumber yang kredibel serta mematuhi aturan ilmiah dan etika yang tinggi.
Menurut Jumeri, diharapkan dari sini akan lahir generasi muda yang tanggap dengan tantangan zaman dan memiliki kepribadian dan integritas yang kuat. Ini akan menghasilkan perkembangan yang seimbang untuk masa depan yang lebih baik.
Menurut Kepala Disdikbud Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, program Among Siswa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan saat ini. Ini membantu dalam memahami karakter, minat, dan bakat dari setiap siswa. Program ini juga menggunakan pendekatan yang dikenal sebagai “Among”, di mana guru bertindak sebagai pamomong bagi siswa.
Menurutnya, Among Siswa bukan hanya guru tetapi juga merupakan pemangku kepentingan yang melibatkan pemerintah, sekolah, stakeholder, serta masyarakat dan keluarga. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan semua pihak dalam mencapai tujuan yang sama.
“Kolaborasi dan sinergi antara sistem among sangat penting dalam mencapai tujuan yang sama, yaitu membentuk karakter positif pada peserta didik atau anak-anak kita,” jelas Wahyu.
Program Among Siswa adalah salah satu bentuk implementasi kebijakan Gerakan Merdeka Belajar. Ini termasuk penunjukan guru dan sekolah sebagai penggerak serta penerapan kurikulum merdeka. Kami berharap melalui program ini, siswa dapat belajar dengan lebih mandiri dan kreatif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lebih luas.
Setiap sekolah memiliki kondisi dan kesiapan yang berbeda dalam menerapkan program inklusi. Jika ada banyak siswa dengan kebutuhan khusus di lingkungan sekolah, maka itu akan menjadi sekolah inklusi. Namun, di lingkungan lain mungkin akan ada program inklusi yang sedang berkembang. Semuanya tergantung pada kondisi dan kebutuhan setiap sekolah.
“Kami menyediakan pengetahuan tentang minat dan bakat apa yang dimiliki oleh peserta didik, serta potensinya,” tambah Wahyu.
Menurut Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, pihaknya sepenuhnya mendukung program Among Siswa dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal.
Disdikbud Kendal telah diminta untuk membuat road map dan inventarisasi kondisi satuan pendidikan di Kabupaten Kendal. Ini akan mencakup baik sarana maupun prasarana yang tersedia di setiap satuan pendidikan.
“Dengan pemetaan ini, kita dapat menentukan prioritas sarana dan prasarana yang membutuhkan intervensi dari pemerintah daerah atau sumber lainnya. Keterlibatan pemerintah provinsi, pusat, bahkan sektor swasta dapat membantu dalam hal ini,” jelas Dico.
Menurutnya, terdapat empat faktor yang menjadi fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Kendal.
Menurut Dico, masih ada kekurangan sekolah inklusi di Kabupaten Kendal. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kendal berencana untuk membangun lebih banyak sekolah inklusi dengan kerja sama bersama lembaga-lembaga terkait.
Dalam upaya mengembangkan olahraga di Kabupaten Kendal, perhatian utama kami adalah pendidikan dan pengembangan SDM. Selain itu, kami juga percaya bahwa minat dan bakat siswa harus didukung oleh semua pihak, termasuk pengajar, orangtua, dan masyarakat.
“Dan yang terakhir, kami juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru penggerak sebagai bagian dari upaya pengembangan pendidikan,” tutup Dico.